Contoh Usulan Skripsi Geografi



KONVERSI LAHAN KOPI DI DUSUN PETUNG MENJADI TANAMAN PEKARANGAN RUMAH. DESA KEPUHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN, KABUPATEN SLEMAN. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geografi Pertanian
Dosen Pengampu : Suparmini M.Si





Di Susun Oleh:

ZAKI MUSTHOFA

NIM : 07405241025


JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI



FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI



UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA



2015


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pertanian ialah suatu sistem keruangan yang merupakan perpaduan subsistem risis dan subsistem insan yang termasuk ke dalam subsistem fisis ialah komponen tanah, iklim, hidrografi, topografi dan segala proses alamiah. Subsistem insan ialah tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi yang berlaku dalam masyarakat dan dalam kondisi politis setempat.(Sumaatmaja ; 1988 : 166 – 167).

Pembangunan pertanian sebagaimana diamanatkan dalam aba-aba kebijaksanaan GBHN th 1999 – 2004 ialah mengembangkam pertanian sesuai kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif sebagai Negara agraris berdasarkan kompetensi dan produk unggulan di setiap tempat (anonym, 1999 : 17)

Pemerintah kini ini sedang meningkatkan ekspor hasil bumi non migas. Kopi termasuk Genus Coffea dan family Rubiaceae. Kopi sebagai salah satu komoditi non migas, belakangan ini mempunyai pasaran yng cukup mantap dipasaran dunia. Hal ini terbukti bahwa ekspor kopi tahun 1986 sudah mulai menggeser nilai ekspor karet yang selama ini mendominasi nilai subsektor perkebunan oleh alasannya ialah itu tepatlah apabila cukup umur ini para petani dan pengusaha perkebunan kopi mulai berlomba – lomba untuk meningkatkan produksi dan mutu.

Perkebunan kopi didusun petung dari tahun ke tahun mengalami perkembangan,dari proses pembibitan hingga produksi hingga pemasaran. Tapi mengalami sebuah pergesaran yang signifikan sehingga penelitian ini yang menjadi daya tarik bagi saya dengan memberi judul “konversi lahan kopi menjadi tumbuhan pekarangan rumah. Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Daerah spesial Yogyakarta” Dusun Petung terletak di kelurahan Kepuharjo, kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman. Potensi yang terdapat di dusun Petung ,di antaranya perkebunan kopi. Karena letak dusun petung yang berada di kaki gunung Merapi , suhunya hambar berada di dataran tinggi. Hal ini memungkinkan tumbuhan kopi sanggup tumbuh baik di tempat ini. Kopi didusun Petung menjadi komoditas utama. Hampir setiap wisatawan yang tiba ke dusun Petung ingin mencicipi kopi produksi tempat ini. Dusun Petung terdiri dari 105 KK, yang terbagi kedalam 2 RW dan 4 RT. Dari 105 KK, 60 KK mempunyai lahan untuk perkebunan kopi. Di dusun ini terdapat kelompok tani yang memayungi para petani kopi. Tapi pada beberapa tahun ini, potensi kopi di desa petung mempunyai tidak begitu baik, alasannya ialah tidak dimaksimalkan dengan efisien dan efektif.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

    Posisi Strategis komoditas kopi di dusun petung.
    Aktivitas ppetani kopi yang menjadi andalan, beralih fungsi pekerjaan/lahan.
    Faktor mayoritas yang membuat alih guna fungsi lahan.
    Proses atau tindakan positif dalam membudidayakan areal lahan kopi.
    Langkah yang konkrit dalam membaca situasi yang ada.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perkembangan tumbuhan kopi di dusun Petung? Dari tahun ke tahun, serta pengaruhnya bagi mastyarakat?

    Apa sajakah faktor penyebab terjadinya problem fungsi lahan kopi menjadi komoditas lain?
    Bagaimana upaya pemerintah tempat dan masyarakat sekitar dalam mengelola komoditas kopi?

D. TUJUAN KEGIATAN

1. Mengetahui mengenai perkembangan dari tahun ke tahun komoditas kopi dari tahun ke tahun.
2. Mengetahui beberapa alasan mengenai perubahan lahan menjadi komoditas lain.
3. Untuk mengetahui sejauh mana tugas pemerintah dalam mensosialisasikan kopi untuk kesejahteraan masyarakat.
4. Untuk mengetahui prospek ke depan yang kemungkinan muncul.
5. Untuk merumuskan sebuah cara yang sempurna untuk mengatasi permasalahan perubahan tata fungsi lahan kopi menjadi komoditi ekspor terbaik.

E. MANFAAT KEGIATAN

1. Manfaat Teoritis

a. Memotivasi serta memberi pemahaman mengenai pentingnya untuk melaksanakan penelitian mengenai permasalahan tersebut lebih lanjut.
b. Menambah perbendaharaan ilmu terkait dengan problem pertanian dan alih fungsi lahan.
c. Dapat menjadi pola dan materi pertimbangan dalam penelitian yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Memberi pengetahuan kepada masyarakan akan dampak negatif dari proses pengurangan lahan kopi.
b. Sebagai materi pertimbangan bagi masyarakat memikirkan pekembangan yang muncul dari kegiatan pertanian kopi tersebut.
c. Sebagai dasar untuk membuat alternatif yang sempurna untuk mengatasi permasalahan tanggapan alih fungsi lahan pertanian tersebut.
d. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor pengubah lahan untuk kopi menjadi lahan lain.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

A. Pendekatan dan Konsep dalam Geografi

Geografi mempunyai pendekatan atau sudut pandang yang spesifik dengan memahami fenomena-fenomena kajian geografi pendekatan yaitu Pendekatan keruangan (Spatial approach), pendekatan ekologi (Ecological Approach) dan pendekatan kewilayahan (regional complex approach) (Suparmini,dkk,2000:80).

Sudut pandang geografi yang berkaitan dengan penelitian dengan penelitian ini ialah sudut pandang keruangan. Pendekatan keruangan menekankan analisisnya pada variasi distribusi dan lokasi dari pada gejala-gejala atau kelompok gejala-gejala di permukaan bumi (Suparmini dkk,2000:81).

Penelitian ini membahas studi alih fungsi lahan kopi yang dahulu mempunyai peranan vital dalam kehidupan masyarakat petung menjadi tersingkirkan menjadi lahan yang lain, ibarat rumput, tumbuhan buah, dan sengon.
Konsep dasar merupakan konsep-konsep yang paling penting yang menggambarkan struktur suatu ilmu (Suharyono dan Moch Amien,1994 :21). Konsep geografi yang berkaitan gengan penelitian ini adalah:
1. Lokasi
2. Jarak
3. Keterjangkauan
4. Deferensi Area
5. Keterkaitan Keruangan

1. Klasifikasi Lahan Pedesaan

Klasifikasi kemampuan lahan ialah evaluasi komponen lahan yang berdasarkan Arsyad (1989) ialah evaluasi komponen-komponen lahan secara sistematis dan pengelompokan ke dalam aneka macam kategori berdasar sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaan lahan.
Di wilayah Kabupaten Sleman secara geomorfologis terdiri dari bentuk lahan yang terbentuk oleh proses gunungapi dan denudasional. Beberapa satuan bentuk lahan tersebut dijelaskan sebagai berikut :

Satuan Bentuk lahan Di Kabupaten Sleman


2. Deskripsi Wilayah

Cangkringan ialah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah spesial Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan Cangkringan berada di sebelah Timur Laut dari Ibukota Kabupaten Sleman. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Sleman ialah 25 Km. Lokasi ibu kota kecamatan Cangkringan berada di 7.66406‘ LS dan 110.46143‘ BT. Kecamatan Cangkringan mempunyai luas wilayah 4.799 Ha.

a. Batas Wilayah

Utara : Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali
Timur : Kecamatan Kemalang dan Manisrenggo, Kabupaten Klaten
Selatan : Kecamatan Ngemplak
Barat : Kecamatan Pakem

b. Pembagian dusun di Desa Kepuharjo

1. Batur
2. Jambu
3. Kaliadem
4. Kepuh
5. Kopeng
6. Manggong
7. Pager Jurang
8. Petung

c. Kondisi Geografis

Kecamatan Cangkringan berada di dataran tinggi. Ibukota kecamatannya berada pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Cangkringan beriklim ibarat layaknya tempat dataran tinggi di tempat tropis dengan cuaca sejuk sebagai ciri khasnya. Suhu tertinggi yang tercatat di Kecamatan Cangkringan ialah 32ºC dengan suhu terendah 18ºC. Bentangan wilayah di Kecamatan Cangkringan berupa tanah yang berombak dan perbukitan.

d. Penduduk

Kecamatan Cangkringan dihuni oleh 7.992 KK. Jumlah keseluruhan penduduk Kecamatan Cangkringan ialah 27.657 orang dengan jumlah penduduk pria 13.361 orang dan penduduk wanita 14.296 orang dengan kepadatan penduduk mencapai 524 jiwa/. Sebagian besar penduduk Kecamatan Cangkringan ialah peternak. Dari data monografi kecamatan tercatat 13.224 orang atau 47.81 % penduduk Kecamatan Cangkringan bekerja di sektor peternakan. Dusun Petung sendiri terdiri dari 50 KK dengan sebagian besar bermata pencaharian dalam sektor agraris yakni dalam hal ini ialah petani.

B. Kopi

Kopi ialah suatu jenis tumbuhan tropis yang sanggup tumbuh dimana saja terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat hambar atau daerah-daerah tandus yang memang tidak cocok untuk kehidupan tanaman. ( AAK,1988)

Daerah-daerah yang cocok bagi tumbuhan kopi ataupun tempat yang tidak sanggup ditanami , contohnya :

a. Pada garis lintang Utara Lautan Pasifik dan tempat tropis di Gurun Sahara di pecahan Negara Arab yang tandus tidak cocok. Begitu pula di garis lintang selatan seluruh Lautan Pasifik dan Australia sebelah Utara dimana tanahnya sangat tandus, maka kedua tempat tersebut tidak cocok ditanani kopi.

b. Pada garis lintang Selatan yang cocok / sanggup ditananmi kopi, contohnya Negara-negara Panama, Brasilis dan tempat Natal, Afrika Selatan.Di tempat tropis ini tidak ada tempat atau kepulauan yang agak luas yang kiranya tidak sanggup ditanami kopi. Hampir semua tempat sanggup ditanami kopi dan 2/3 tumbuhan yang berproduksi di dunia terdapat di sebelah barat, terutama di Brasilia kesudahannya hampir 31% produksi dunia untuk diekspor.

Mutu kopi yang baik sangat tergantung pada jenis bibit ynag ditanam, keadaan iklim, tinggi tempat dan lain-lain; dan kesemuanya ini sanggup mempengaruhi perkembangan hama dan penyakit. Demikian pula cuaca pun sangat besar lengan berkuasa terhadap produksi.

C. Pendapatan

Manusia melaksanakan kegiatan dalam bidang ekonomi bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Kartono ( 1993 : 4 ), pendapatan ialah upah yang diterima oleh keluarga, baik dari hasil pekerjaan pokok atau sampingan sebagai imbalan jasa. Makara pendapatan merupakan balas jasa terhadap perjuangan yang dilakukan sesorang dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Pendapatan seseorang sanggup diperoleh berupa uang atau barang. Pendapatan seseorang bisa berasal dari perjuangan pertanian atau perjuangan non pertanian.

Pendapatan pertanian ialah nilai produksi dikurangi biaya pengeluaran. Nilai produksi yang dimaksud ialah nilai produksi perjuangan tani pada harga ditingkat petani.

1. Biaya pengeluaran ialah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk ongkos produksi, ibarat pembelian bibit, obat, pemeliharaan, dll.

2 Pendapatan non pertanian ialah pendapatan dari luar pertanian yang dilakukan oleh petani di dusun tersebut.

3 Total pendapatan rumah tangga ialah pendapatan yang diterima oleh petani dalam sektor pertanian dan non pertanian dalam jangka waktu satu tahun.


BAB III

METODE PENELITIAN

Menurut Hadari Nawawi (1991:31) desain penelitian ialah rancangan penelitian yang dilakukan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, metode yang dipakai penelitian deskriptif kuantitatif. Metode penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mengungkapkan suatu problem atau keadaan sebagaimana adanya, sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta (fact finding), akan tetapi mendapat manfaat yang lebih luas. Menurut Suharsini Arikunto (1996:245-246) data yang bersifat kuntitatif berbentuk angka- angka dari hasil perhitungan atau pengukuran di tempat penelitian. Menurut Pabundu Tika (1997:6) pelaksanaan metode deskriptif tidak hanya terbatas pada pengumpulan, penggambaran, dan penyusunan data tetapi juga mencakup analisis dan interpretasi data.

Pendekatan geografi yang dipakai dalam penelitian ini ialah penelitian ekologi, yaitu suatu metodologi untuk mendekati, menelaah, dan menganalisa suatu tanda-tanda atau problem dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi (Nursid Sumaatmadja, 1981: 82). Ilmu geografi sanggup dikatakan sebagai ilmu wacana ekologi insan yang bermaksud menjelaskan kekerabatan antara lingkunagn alam dengan penyebaran dan kegiatan manusia. Pokok dari geografi yaitu berkenaan dengan studi wacana ekologi insan pada area yang khusus.

1. Variabel Penelitian

Menurut Suharsini Arikunto (1996 : 99) variable ialah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variable dalam penelitian ini adalah:

1. Keadaan Sosial

2. Penduduk
3. Tenaga kerja
4. Angkatan kerja
5. Mata Pencaharian
6. Keadaan Ekonomi
7. Kesejahteraan
8. Penggunaan Lahan
9. Pendapatan

2. Populasi

Menurut Hadari Nawawi (1998: 141) populasi ialah keseluruhan obyek penelitian yang sanggup terdiri dari manusia, benda- benda, hewan, tumbuhan, gejala, atau bencana sebagai sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini ialah rumah tangga petani yang menanam kopi di dusun Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman. Berdasarkan pra survey jumlah populasi dalam penelitian ini ialah 50 responden yang menanam kopi.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapat data dan informasi yang lengkap dan sesuai dengan tujuan penelitian maka dipakai metode penelitian data sebagai berikut :

a. Observasi

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan atau mencatat secara sistematik terhadap tanda-tanda yang tampak pada obyek penelitian. Metode observasi ini dilakukan untuk mengetahui citra awal wacana tempat penlitian dengan mengunakan fatwa observasi.

b. Wawancara

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang di kerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian (Papundu Tika 2005 : 9). Metode ini dipakai untuk memperoleh data identitas responden, keadaan ekonomi responden, dll. Dalam melaksanakan wawancara terhadap responden dipakai fatwa wawancara yang berupa angket ( instrument penelitian ).

c. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data yang tidak pribadi ditunjukkan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti sanggup berupa aneka macam macam ( Irawan soehartono, 1995 : 70-71). Dokumen dalam penelitian ini berupa profil dusun, wacana kondisi demografi sosial dll.

4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

    Teknik pengolahan data

Menurut Papundu Tika (1997 : 91) sebelum data dianalisis terlebih dahulu melalui langkah- langkah sebagai berikut :

        Editing

Penelitian kembali pada data yang telah dikumpulkan dengan menilai data, apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diproses atau diolah lebih lanjut. Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas data serta memperjelas data dari fatwa wawancara.

        Koding

Berupaya untuk mengklasifikasikan setiap jawaban responden berdasarkan macamnya baik jawaban yang terbuka, tertutup, maupun semi tertutup sesuai buku kode.

        Tabulasi

Proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk table. Maksud pembuatan table- table ini ialah penyederhanaan data supaya gampang dalam melaksanakan analisis.

    Analisis data

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakn adalah: Deskriptif kuantitatif. Penyajian dalam analisis deskriptif memakai table frekuensi tunggal. Data yang tersaji kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori- teori yang ada dan diukur dengan presentase.


DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Yogyakarta : Kanisius
Hastuti. (2009). Praktek Kuliah Lapangan Sosial Ekonomi. Yogyakarta: FISE- UNY
Nirmala.(2005). Dampak penjualan Lahan Pertanian Terhadap kondisi Ekonomi Petani di Desa Tampir Kulon Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang Jawa Tengah.. Yogyakarta : FISE UNY
Nurhadi, Syaeful Hadi Bambang. (2008). Bahan Lokakarya Panduan Praktek Kuliah Lapangan. Yogyakarta: FISE-UNY
www.wikipedia.org/cangkringan_sleman
www.google.com



Sumber http://www.teoripendidikan.com/

0 Response to "Contoh Usulan Skripsi Geografi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel