4 Konsep Realitas Sosial yang Harus Anda Fahami

Realitas sosial budaya adalah isi dasar sosiologi, yaitu kenyataan kehidupan sosial seperti adanya masyarakat, kelompok, dan para individu.

Apa yang dipelajari sosiologi terhadap sifat-sifat manusia adalah pola-pola hubungan dalam masyarakat dan mencari pengertian-pengertian umum secara rasional dan empiris. Oleh karena itu, sosiologi umumnya mempelajari gejala-gejala atau fenomena masyarakat dan kebudayaannya yang normal atau teratur. 

Sebagai kumpulan makhluk yang dinamis, masyarakat cenderung untuk melakukan perubahan sehingga tidak selamanya gejala-gejala itu tetap dalam keadaan yang normal. Gejala-gejala tersebut dikenal sebagai realitas sosial budaya di masyarakat.

Berikut 4 konsep realitas sosial yang dapat kita temukan di sekeliling kita


1. Konsep Masyarakat

Anda tentu sudah mengenal sebelumnya tentang pengertian dari masyarakat. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau saling berinteraksi secara tetap dan memiliki kepentingan yang sama.

Literatur lain memberikan pengertian tentang masyarakat sebagai sistem sosial, yaitu sebagai organisme yang terdiri atas bagian-bagian yang saling bergantung karena memiliki fungsinya masing-masing dalam keseluruhan. Bagian-bagian yang dimaksud, menurut Emile Durkheim merupakan suatu kenyataan objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.

Pengertian lain tentang masyarakat, juga dikemukakan Paul B. Horton. Menurutnya masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu. 

Pada bagian lain, Horton mengemukakan bahwa masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu dengan lainnya.

Berikut ini dijelaskan ciri-ciri dari konsep tentang masyarakat.
  • Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas  dua orang.
  • Bercampur atau bergaul dalam waktu cukup lama. Berkumpulnya  manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia.
  • Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
  • Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan  bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa  dirinya terkait satu dengan yang lainnya.
  • Melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya.



Adakah manusia yang hidup sendiri? Mengapa Anda memerlukan orang lain? Untuk memberikan alasannya, marilah kita bahas tentang terbentuknya masyarakat.

Masyarakat terbentuk karena manusia menggunakan pikiran, perasaan, dan keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap lingkungannya. Hal ini didasari karena manusia memiliki dua keinginan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lainnya, dan keinginan untuk menyatu dengan lingkungan alamnya. Manusia memiliki naluri untuk selalu berhubungan dengan sesamanya.

Hubungan yang berkesinambungan tersebut meng-hasilkan pola pergaulan yang dinamakan pola interaksi sosial. Pergaulan tersebut menghasilkan pandangan mengenai kebaikan dan keburukan.

Pandangan-pandangan tersebut merupakan nilai-nilai manusia yang kemudian sangat berpengaruh terhadap cara dan pola perilakunya. Untuk terbentuknya suatu masyarakat, paling sedikit harus terpenuhi beberapa unsur berikut.

  • Terdapat sekumpulan orang.
  • Berdiam atau bermukim di suatu wilayah dalam waktu yang  relatif sama atau kemampuan bertahan yang melebihi masa hidup seorang anggotanya.
  • Perekrutan seluruh atau sebagian anggotanya melalui reproduksi atau kelahiran. 
  • Adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada.
  • Kesetiaan pada suatu sistem tindakan utama secara bersama- sama.
  • Akibat dari hidup bersama dalam jangka waktu yang lama itu  menghasilkan kebudayaan berupa sistem nilai, sistem ilmu pengetahuan dan kebudayaan kebendaan. 
Suatu masyarakat dapat dikatakan sebagai community (masyarakat setempat) apabila memiliki syarat-syarat sebagai berikut.
  • Adanya beberapa rumah atau rumah tangga yang terkon sentrasi di suatu wilayah geograļ¬s tertentu.
  • Warganya memiliki taraf interaksi sosial yang terinter grasikan.
  • Adanya rasa kebersamaan, yang tidak perlu didasarkan pada  hubungan kekerabatan.

Kesatuan masyarakat setempat lama-kelamaan akan bertambah  besar maka frekuensi interaksi antaranggotanya akan semakin berkurang dan menurun, akhirnya menjadi masyarakat secara
umum. Sistem sosial itu sendiri merupakan organisme yang terdiri atas bagian-bagian yang saling bergantung antara satu dan yang lainnya, disebabkan masing-masing memiliki fungsi dalam satu sistem. Bagian-bagian tersebut merupakan elemen-elemen social yang terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan individu- individu untuk mengadakan interaksi satu dengan lainnya. Dari individu-individu yang berinteraksi dan bersosialisasi, kemudian muncul proses sosial atau hubungan sosial yang terjadi sehingga membentuk struktur sosial yang nantinya bisa dilihat karakteristik masyarakat tersebut.

2. Organisasi Sosial

Negara dan bangsa merupakan salah satu contoh bentuk kelompok sosial yang memiliki jumlah anggota terbesar. Kelompok sosial atau organisasi sosial merupakan pokok perhatian utama sosiologi dewasa ini. Setiap individu adalah anggota masyarakat dalam suatu organisasi sosial. Organisasi sosial adalah cara-cara perilaku anggota masyarakat yang terorganisasi secara sosial.
Dalam organisasi sosial terdapat tindakan yang saling terkait dan tertata melalui aktivitas sosial, susunan kerja suatu masyarakat, dan aspek kerja sama yang menggerakkan tingkah laku para individu pada tujuan sosial dan ekonomi tertentu. 

Dengan demikian, dalam organisasi sosial terdapat unsur-unsur, seperti kelompok dan perkumpulan, lembaga-lembaga sosial, peranan-peranan, dan kelaskelas sosial.

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa kelompok merupakan himpunan dari beberapa orang individu yang satu sama lain saling berhubungan secara teratur, saling memperhatikan, dan secara sadar adanya manfaat bersama. Sebagai ciri yang mendasardari kelompok yaitu dengan adanya sesuatu hal yang dianggap milik bersama. Kenyataannya dalam kehidupan masyarakat, kita dapat menemukan bermacam-macam jenis kelompok sosial, mulai dari keluarga, masyarakat desa, masyarakat kota, sampai bangsa dan lainnya. 

Dalam organisasi sosial atau kelompok sosial, juga dikenal adanya lembaga sosial. Di dalam sosiologi yang dimaksud dengan lembaga sosial (institusi sosial) adalah suatu sistem yang menunjukkan bahwa peranan sosial dan norma-norma saling berkaitan yang telah disusun guna mencapai suatu tujuan atau kegiatan dan oleh masyarakat dianggap penting. Jadi, lembaga adalah proses-proses yang tersusun untuk melaksanakan berbagai kegiatan tertentu, misalnya lembaga agama. Lembaga agama tersebut bukan sekelompok orang, melainkan suatu sistem gagasan, kepercayaan, praktik, dan hubungan. Lembaga sekolah bukan sekelompok siswa, melainkan mendidik para anggota suatu kelompok dan melestarikan warisan budaya dalam kehidupan suatu masyarakat. Lembaga perkawinan berfungsi kontrol terhadap pola relasi seks dan melahirkan generasi baru.

3. Dinamika Sosial

Secara umum, tidak ada masyarakat yang bersifat statis (tetap). Dihadapkan pada salah satu kebutuhan primer saja, misalnya kebutu han untuk makan, maka manusia harus bekerja. Dinamika sosial merupakan telaah terhadap adanya perubahan-perubahan dalam realitas sosial yang saling berhubungan satu dengan lainnya.

4. Konsep Perubahan Sosial

Semua konsep yang kita perlukan apabila kita ingin menganalisis proses-proses dinamika serta perubahan masyarakat dan kebudayaan antara lain internalisasi (internalization), sosialisasi (socialization), dan enkulturasi (enculturation), difusi (diffusion), akulturasi (acculturation), asimilasi (assimilation), pembaruan atau inovasi (inovation), dan penemuan baru (discovery atau invention).

0 Response to "4 Konsep Realitas Sosial yang Harus Anda Fahami"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel