UNBK 2019 Bahasa Indonesia Indikator Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek
Cerita Pendek atau sering disingkat cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa, dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Sebuah cerita pendek dibangun dari keenam unsur, yaitu tema, amanat, alur, penokohan, latar, dan sudut pandang (unsur intrinsik).
- Sudut Pandang (point of view)
- Pengarang berperan langsung sebagai orang pertama. Biasanya jika pengarang langsung berperan, menggunakan istilah aku atau saya. Orang pertama sabagai pelaku dan orang pertama sebagai pelaku sampingan/tambahan.
- Pengarang orang ketiga yang berperan sebagai pengamat, biasanya pengarang menggunakan istilah ia, dia, atau nama orang. Atau pengarang hanya menceritakan yang terjadi diantara para tokoh dalam ceritanya, orang ketiga yang serba tahu.
- Penokohan
- Analitik, karakter tokoh diceritakan secara langsung. Contoh: Tiada bandingannya pada itu zaman, bijaksana, arif budiman. Tiada melanggar hadis dan firman, taat kepada Ilahi Rahman ... sekalian larangan tidak berani.
- Dramatik dikemukakan melalui beberapa cara berikut:
- Penggambaran fisikdan perilaku tokoh. Contoh: Kertawi menelan ludah. Ia merasa ada gelombang pasang naik dan menyebar ke seluruh tubuh pembuluh darahnya. Di bawah cahaya lampu listrik 10 watt. Wajahnya tampak sangat berat dan kecut.
- Lingkungan kehidupan tokoh. Contoh: Ruang tamu sudah demikian rusak, berantakan, lebih dari kalau anak-anaknya mengadakan pesta ajojing pada ulang tahun mereka. Sementara itu Roh dan kedua temannya masih saja ngorok dengan sejahtera.
- Tata kebahasaan tokoh. Contoh: Mereka hanya mengatakan saya lahir subuh, putri Fajar katanya, Tapi, kapan? Saya sendiri mana tahu kapan, kalau orang saya tidak tahu? Mereka hanya bilang sesudah Jepang pergi. Kapan itu Jepang pergi Nyonya? Mestinya Nyonya dan Tuan mengerti. Mungkin Nyonya bisa tahu.
- Jalan pikiran tokoh. Contoh: Ia ingin menemukan anak gadisnya itu pikirannya, cuma anak gadisnya yang masih mau menyambut dirinya. Dan mungkin ibunya, seorang janda yang renta tubuhnya, masih berlapang dada menerima kepulangannya tanpa ketakutan; ingin dia mendekapnya, mencium bau keringatnya.
- Penggambaran oleh tokoh lain (dialog). Contoh: "Lalu kenapa kades marah-marah?" Kang Usin jadi bingung sendiri. "Kades marah-marah?" Kamsir malah cekikikan." Asal Akang tahu saja, kemarin juga kades marah-marah di depan komandan saya. Dia bilang, camat itu, baru dipindahkan saja sudah macam-macam. Sudah berani banyak tingkah. Lalu kades pergi, komandan saya bilang, pantas saja kades marah, karena camat baru itu sudah berani main mata dengan istri mudanya.
- Alur
Alur adalah jalan cerita. Alur dalam cerita terbagi 3, yakni alur maju, mundur, dan campuran. Di dalam alur terdapat konflik, di antaranya konflik batin, ide, fisik. Alur dalam cerita jika maju dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Pengenalan situasi cerita (exposition)
Dalam bagian ini pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antartokoh.
2) Pengungkapan peristiwa (complication)
Pengarang menyajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokoh.
3) Menuju pada adanya konflik (risingaction)
Terjadi peningkatan perhatian dapat berupa kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatannya yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
4) Puncak konflik (turning point)
Pada bagian ini disebut juga klimaks, puncak permasalahan yang dihadapi tokoh. Ada beberapa konflik dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya:
- konflik manusia dengan dirinya sendiri (batin).
- konflik manusia dengan sesamanya dapat berupa moral, fisik.
- konflik dengan lingkungannya, baik lingkungan ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum.
- konflik manusia dengan Tuhan atau keyakinannya (religi).
Konflik masalah, satu per satu sudah mulai meredah atau mengendur.
6) Penyelesaian (ending)
Akhir cerita yang berisi penjelasan tentang nasib tokoh setelah mengalami peristiwa puncak. Namun, ada pula cerita yang penyelesaiannya diserahkan kepada imaji pembaca. Jadi, akhir ceritanya dibiarkan menggantung, tanpa ada penyelesaian yang jelas.
- Latar atau Setting
Latar/setting terbagi atas:
- Tempat
- Waktu
- Suasana
- Budaya
- Amanat
- Tema
- Gaya Bahasa
Contoh Soal UNBK 2019
Bacalah kutipan cerita berikut!
Berhari-hari Mercy berjalan. Pada suatu hari, ia berpapasan dengan pemuda yang kelaparan. Pakaiannya compang-camping, "Boleh aku minta sedikit makanan?" aku sangat kelaparan. Sudah tiga hari aku sakit, dan tidak bisa bekerja untuk mendapatkan makanan. Tak ada seorang pun yang mau menolongku ...,"
iba pemuda tersebut.
Mercy menatap pemuda di depannya. Sepertinya memang ia sangat kelaparan. Mercy menjadi iba. Lalu memberikan bekalnya. "Terima kasih gadis yang baik hati. Kalau boleh tahu, kemana hendak kau pergi?"
Amanat kutipan cerpen di atas adalah ....
A. Jangan berprasangka buruk terhadap orang yang belum kita kenal.
B. Jangan berpakaian compang-camping karena tanda malas.
C. Bantulah sesama yang menderita karena kelaparan
D. Jangan suka membantu orang yang kita tidak kenal
Kunci Jawaban: C
Pembahasan >> Amanat adalah pesan tersirat yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Sebuah amanat yang baik harus berbentuk kalimat positif, bukan kalimat negatif (diawali kata jangan/tidak).
Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang referensi menghadapi ujian nasional tahun 2019. Semoga materi yang admin bagikan ini dapat bermanfaat buat peserta didik semuanya di kelas 9. Selamat belajar, semoga kalian sukses dan lulus dengan nilai memuaskan. Amin.
0 Response to "UNBK 2019 Bahasa Indonesia Indikator Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek"
Post a Comment