Pengertian Taubat, Ayat dan Haditsnya, Syarat, & Macam-Macam Taubat Kepada Allah
Pengertian Taubat: Apa itu Taubat - Tobat secara bahasa artinya kembali. Secara istilah pengertian taubat adalah kembali kepada Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Menyerah diri pada-Nya dengan hati penuh penyesalan yang sungguh-sungguh. Yakni kesal, sedih, susah serta rasa tidak patut atas dosa-dosa yang pernah kita dilakukan sehingga menangis.
Secara etimologi, pengertian taubat dalam kamus bahasa Arab Indonesia karya Mahmud Yunus, kata taubat berasal dari Taaba (bertaubat), Yatuubu (menyesal atas memperbuat dosa), Taubatan (taubat, kembali) dan Taa'ibun (yang bertaubat).
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBB), pengertian taubat adalah sadar dan menyesal akan dosa akan perbuatan yang salah ataupun jahat dan dilandasi dengan niat untuk memperbaiki tingkah laku dan perbuatan.
Sedangkan pengertian taubat secara terminologi adalah taubat kepada Allah mengandung arti antara lain datang atau kembali kepada-Nya dengan perasaan menyesal atas perbuatan atau sikap diri yang tidak benar di masa lalu dan dengan tekad untuk taat kepada-Nya; dengan kata lain ia mengandung arti kembali kepada sikap, perbuatan, atau pendirian yang lebih baik dan benar.
Perlu diketahui, bahwa taubat dimaksudkan tidak hanya meninggalkan segala jenis dan macam hal yang tidak disukai oleh hati dan juga perasaan dengan menghindarinya saja, melainkan taubat juga diartikan untuk kembali kepada Allah SWT dari segala hal yang tidak disukai dan tidak diridhai-Nya, khususnya hal-hal yang dianggap oleh akal sebagai suatu yang baik dan juga berguna.
Sehingga setiap manusia yang tengah terperosok dan tergelincir dalam perbuatan yang salah dan juga melakukan maksiat.
Maka hendaklah setiap manusia untuk bertaubat kepada Allah, memohon segala ampunan dan kasih sayang-Nya demi. Hal itu bertujuan agar setiap manusia agar manusia tidak terbentuk akan karakter yang jauh dari hal yang dibenarkan oleh Allah SWT.
Olehnya itu, Subtansi tobat adalah hendaklah kembali kepada Allah dengan melaksanakan yang dicintai-Nya dan juga dengan meninggalkan apa yang dibencinya. Oleh karena itu Allah menggantungkan keberuntungan yang mutlak kepada pelaksanaan perintah dan meninggalkan larangan.
Al-Qur’an menyebutkan kata tobat dan devinisinya sebayak 85 kali, di dalamnya Allah menjelaskan tentang bagaimana orang-orang terdahulu bertaubat, serta balasan dan pahala yang diberikan kepada orang yang bertaubat, dan siksannya yang didapatkan oleh orang yang bertaubat dalam kehidupan nyata.
Pengertian Taubat Menurut Para Ahli
1. Pengertian Taubat Menurut Imam Al-Ghazali
Menurut Imam Al-Ghazali, pengertian taubat adalah meninggalkan dosa-dosa seketika dan bertekad tidak melakukannya lagi.3
2. Pengertian Taubat Menurut Imam Al-Qusyairi
Menurut Imam Al-Qusyairi, hakikat taubat menurut arti bahasa adalah "kembali". Kata "taba" berarti kembali, maka taubat maknanya juga kembali; artinya kembali dari sesuatu yang dicela dalam syari'at menuju sesuatu yang dipuji dalam syari'at.
3. Pengertian Taubat Menurut Ibnu Taimiyyah
Menurut Ibnu Taimiyyah, pengertian taubat adalah menarik diri dari sesuatu keburukan dan kembali kepada sesuatu tindakan yang dapat membawa seseorang kepada Allah.
Menurut Ibnu Taimiyyah, pengertian taubat adalah menarik diri dari sesuatu keburukan dan kembali kepada sesuatu tindakan yang dapat membawa seseorang kepada Allah.
4. Pengertian Taubat Menurut Zun al-Nun al-Misri
Menurut Menurut Zun al-Nun al-Misri, pengertian dari hakikat taubat adalah bila bumi terasa sesak sehingga terasa tidak ada tempat berpijak dan diri juga terasa sesak.
5. Pengertian Taubat Menurut Sahl bin Abdullah At Tasturi
Menurut Sahl bin Abdullah At Tasturi berkata: “taubat adalah menggantikan gerakan-gerakan yang tercela dengan gerakan-gerakan yang terpuji dan demikian itu tidak sempurna kecuali dengan menyendiri, diam, makan-makanan yang halal.
6. Pengertian Taubat Menurut Al-Nuri
Menurut Al-Nuri, pengertian taubat dimaksukan Al-Nuri dalam perkatannya "Taubat berarti bahwa engkau harus berpaling dari segala sesuatu kecuali Tuhan."
Menurut Al-Nuri, pengertian taubat dimaksukan Al-Nuri dalam perkatannya "Taubat berarti bahwa engkau harus berpaling dari segala sesuatu kecuali Tuhan."
7. Pengertian Taubat menurut Ibrahim al-Daqqaq
Menurut Ibrahim al-Daqqaq bahwa pengertian taubat adalah "engkau harus menghadap Tuhan tanpa berbalik lagi, bahkan jika sebelumnya engkau telah berbalik dari Tuhan tanpa menghadap kembali".
Pengertian Taubat Nasuha
Selain itu, kata taubat (tobat) sering disandingkan dengan apa yang dikenal dengan nashuh sehingga disebut sebagai taubatan nshuha yang diartikan sebagai taubat yang benar-benar tulus atau taubat yang benar-benar murni. Al-Qur’an menunjuk taubat jenis ini seperti firman Allah dalam QS at-Tahrim : 66: 8.yang terjemahannya berbunyi:
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan- kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Selain itu, taubat ini juga biasa dikenal dengan Taubat Nasuha. Adapun pengertian dari Taubat Nasuha menurut para pakar adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Taubat Nasuha Menurut Al-Kalbiy
Al-Kalbiy mengartikan: “Taubat Nashuha ialah menyesal dalam hati, minta ampunan dengan lidah, berhenti disaat itu juga dari dosa tersebut dan meneguhkan „azam tidak hendak mendekat kesana lagi.”
2. Pengertian Taubat Nashuha atau Nasuha Menurut Sa‟id bin Jabair
Sa‟id bin Jabair berkata; “Taubat Nashuha ialah yang diterima Tuhan. Untuk diterima taubatnya itu hendaknya memenuhi tiga syarat, pertama, takut taubatnya tidak akan diterima, kedua, mengharap agar diterima, ketiga, memulai saat itu memenuhi hidup dengan taat.
Sa‟id bin Jabair berkata; “Taubat Nashuha ialah yang diterima Tuhan. Untuk diterima taubatnya itu hendaknya memenuhi tiga syarat, pertama, takut taubatnya tidak akan diterima, kedua, mengharap agar diterima, ketiga, memulai saat itu memenuhi hidup dengan taat.
3. Pengertian Taubat Nasuha Menurut Sa‟id bin Al-Musayyab
Menurut Sa‟id bin Al-Musayyab; “Taubat Nashuha ialah menasihati diri karena telah bersalah dan patuh menuruti nasihat itu.
4. Pengertian Taubat Nasuha Menurut Imam Al-Ghazali
Imam Al-Ghazali menjelaskan, bahwa taubat itu ialah: kembali mengikuti jalan yang benar dari jalan sesat yang telah ditempuhnya
Imam Al-Ghazali menjelaskan, bahwa taubat itu ialah: kembali mengikuti jalan yang benar dari jalan sesat yang telah ditempuhnya
Macam-Macam Taubat
Menurut para sufi yang mempunyai konsepsi tentang jalan menuju Allah. Jalan demikian yang dimaksudkan merupakan latihan-latihan rohaniah atau riyadhah yang dilakukan dengan secara bertahap demi menempuh suatu fase, yang dikenal dengan istilah maqamat atau tingkatan-tingkatan dan ahwal atau keadaan-keadaan yang didasarkan dengan berakhirnya dengan mengenal yang disebut dengan istilah ma'rifat kepada Allah.
Pada umunya, sufi menjadikan taubat sebagai suatu perhentian awal untuk menuju ke jalan Allah. Pada tingkat terndah, taubat menyangkut dosa yang didasarkan pada jasat atau anggota-anggota badan. Sedangkan untuk tingkat menengah, disamping menyangkut dosa yang didasarkan pada jasad, taubat berkaitan dengan pangkal dosa-dosa, misalnya dengki, riya dan juga sombong. Dalam tingkat lebih tinggi, taubat berkaitan dengan usaha menajuhkan bujukan setan dengan menyadarkan jiawa akan rasa bersalah.
Kemudian pada tingkat akhir, taubat diartikan sebagai suatu penyesalan atas kelengahan daya pikir untuk mengigat allah. Pada tingkat demikianlah, penolakan akan segala sesuatu dapat dengan memalingkan dari jalan Allah SWT.
Macam-Macam Taubat Secara Umum
Bedasarkan individu yang melakukan taubat dan kondisi mereka, para pakar telah membagi taubat menjadi tiga bagian sebagai berikut:
- Taubat orang awam. Yaitu mereka yang terhalang dari hakikat, adalah perasaan tidak nyaman yang muncul disebabakan pelanggaran terhadap perintah Allah SWT yang terasa menyusahkan di dalam hati. Orang yang bersangkutan mengetahui dosanya dengan munculnya perasaan di dalam hatinya, sehingga kemudian ia bergerak ke arah pintu Allah SWT untuk menyampaikan kata-kata taubat dan kalimat-kalimat istighfar yang dikenal umum.
- Kembalinya orang-orang khusus ( khawash) yang mulai menyadari hakikat-hakikat yang ada dibalik tirai. Pada saat itu mereka membentangkan sayap-sayap tekat, setelah melakukan berbagai gerakan, suara dan pikiran yang menyimpang adab-adab al-hudhur (kehadiran bersama Allah) dan al-ma’iyyah (kebersamaan dengan Allah). Tujuannya adalah demimeraih rahmat Allah SWT serta berlindung dibawah pertolongan-Nya, di hadapan berbagai kesalahan baik yang kecil maupun yang besar, yang menyasaki hati dan menutup cakrawala mata batin.
- Tawajuh yang dilakukan kaum khusus di antara yang khusus (akhashsh al-khawash) yang selalu menjalani hidup mereka dalam cakrawala “Sesungguhnya kedua mataku tidur, tapi hatiku tidak tidur.” Mereka menanggalkan segala hal yang berhubungan dengan semua yang selain Allah SWT yang menjadi tabir dalam hati mereka, dalam sirr mereka, dan dalam bagian yang tersembunyi dari diri mereka. Mereka menyingkirkan semua yang selain Allah dari kedalaman jiwa mereka, dan melemparkannya kedalam lembah ketiadaan. Mereka selalu membiasakan diri merasakan hubungan mereka dengan sang Nur al-Anwar sembari menunjukkan hakikat dari firman Allah SWT dalam QS Shad:38:44.
Macam Jenis Taubat Menurut Dzun Nun Al-Mishri
Dzun Nun Al-Mishri membedakan taubat atas tiga tingkatan, yaitu:
- Orang yang bertaubat dari dosa dan keburukannya
- Orang yang bertaubat dari kelalaian dan kealfaan mengingat Allah.
- Orang yang bertaubat karena memandang kebaikan dan ketaatannya
Syarat-Syarat Taubat
Ilustrasi: Pengertian Taubat, Ayat dan Haditsnya, Syarat, & Macam-Macam Taubat Kepada Allah |
Secara sederhana, Syarat dikatakan bahwa manusia bertaubat adalah didasarkan pada beberapa point syarat-syarat diterimanya taubat antara lain:
- Harus menghentikan maksiat.
- Harus menyesal atas perbuatan yang telah terlanjur dilakukannya.
- Niat bersungguh-sungguh tidak akan mengulangi perbuatan itu kemali. Dan apabila dosa itu ada hubungannya dengan hak manusia maka taubatnya ditambah dengan syarat keempat.
- Menyelesaikan urusan dengan orang yang berhak dengan minta maaf atas kesalahannya atau mengembalikan apa yang harus dikembalikannya.
Tanda-Tanda Bertaubat
- Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam bukunya At-Taubah wal Inabah tobat yang sebenarnya memiliki beberapa tanda, diantarannya sebagai berikut:
Bergaul dengan orang-orang yang saleh dan menjauhkan diri dari teman-teman yang buruk. - Menjadi lebih baik setelah tobat dibanding sebelumnya.
- Segera meninggalkan perbuatan dosannya dan melakukan ketaatan.
- Orang yang bertaubat selaludisertai rasa takut kepada Allah, dan tidak pernah merasa aman dari azab Allah sekejappun.
- Menjauhkan dunia dari hatinya dan mengarahkan diri ke akhirat.
- Hatinya terjaga dari kelalaian yaitu selalu mengingat Allah sambal disertai penyesalan dan rasa takut, dan ini sesuai denagn besarnya kesalahan.
Ayat Al-Qur’an dan Hadist tentang Taubat
Ayat Al-Qur'an
Ada banyak contoh ayat Al-Qur'an yang menyebutkan tentang dalil-dalil akan taubat. Adapun beberapa ayat berkaitan dengan taubat antara lain sebagai berikut...
1. Ayat QS. Ali-Imran: 90
1. Ayat QS. Ali-Imran: 90
Terjemahan: Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima taubatnya; dan mereka Itulah orang-orang yang sesat. (QS. Ali-Imran: 90)
Tafsir Ayat:
Dan kemudian Allah SWT membuat pengecualian dari ancaman tersebut, yaitu orang-orang yang bertaubat dari kekufuran dan dosa-dosa mereka lalu mereka memperbaiki kekurangan- kekurangan mereka itu, maka Allah SWT mengampuni mereka dari apa yang telah mereka lakukan dan memaafkan mereka dari segala hal yang telah lalu. Akan tetapi bagi mereka yang kufur dan tetap memilih kekufuran bertambah hingga ia meninggal dalam kekufurannya tersebut, maka mereka itulah orang-orang yang tersesat dari jalan petunjuk dan mereka menempuh jalan kesengsaraan, dan dengan demikian mereka telah berhak mendapatkan siksaan yang pedih, dan mereka tidak memiliki penolong dari siksaan Allah walaupun mereka mengerahkan segala isi bumi berupa emas agar dapat menebus diri mereka darinya itu, tidak akan berguna bagi mereka sama sekali. Kepada Allah kita berlindung dari kekufuran dan segala macam bentuknya.(Abdurrahman bin Nashir as-Sa’id, Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nisa’, (Jakarta: DARUL HAQ, Jilid 1, 2011), h. 552)
2. Ayat QS. An- Nisa’: 17
Dan kemudian Allah SWT membuat pengecualian dari ancaman tersebut, yaitu orang-orang yang bertaubat dari kekufuran dan dosa-dosa mereka lalu mereka memperbaiki kekurangan- kekurangan mereka itu, maka Allah SWT mengampuni mereka dari apa yang telah mereka lakukan dan memaafkan mereka dari segala hal yang telah lalu. Akan tetapi bagi mereka yang kufur dan tetap memilih kekufuran bertambah hingga ia meninggal dalam kekufurannya tersebut, maka mereka itulah orang-orang yang tersesat dari jalan petunjuk dan mereka menempuh jalan kesengsaraan, dan dengan demikian mereka telah berhak mendapatkan siksaan yang pedih, dan mereka tidak memiliki penolong dari siksaan Allah walaupun mereka mengerahkan segala isi bumi berupa emas agar dapat menebus diri mereka darinya itu, tidak akan berguna bagi mereka sama sekali. Kepada Allah kita berlindung dari kekufuran dan segala macam bentuknya.(Abdurrahman bin Nashir as-Sa’id, Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nisa’, (Jakarta: DARUL HAQ, Jilid 1, 2011), h. 552)
2. Ayat QS. An- Nisa’: 17
Terjemahan: Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan[277], yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, Maka mereka Itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An- Nisa’: 17).
Tafsir Ayat:
Taubat dari Allah terhadap hamba-hamba-Nya ada dua macam; pertama, taufik dari-Nya untuk melakukan taubat itu sendiri, dan kedua, penerimaan-Nya akan taubat tersebutseyelah dilakukan oleh sang hamba. Di sini, Allah mengabarkan bahwa taubat yang hanya berhak dialamatkan kepada Allah adalah haq yang hanya Allah peruntukkan bagi Diri-Nya, sebagai kebaikan dan anugerah dari-Nya bagi orang-orang yang melakukan perbuatan dosa, yaitu kemaksiatan “lantaran kejahilan” yaitu kebodohan darinya akan akibat perbuatan itu dan konsekuensi kemurkaan dan siksaan Allah terhadapnya, kebodohannya akan pengawasan dan pengamatan Allah terhadap dirinya, kebodohannya akan hasil dari perbuatannya itu berupa berkurangnya atau hilangnya iman darinya, maka setiap pelaku kemaksiatan terhadap Allah adalah jahil dengan kondisi seperti itu walaupun ia mengetahui akan keharamannya, bahkan mengetahui keharaman sesuatu adalah syarat suatu kemaksiatan yang mendapat hukuman karenanya, “yang kemudian mereka bertaubat dengan segera” kemungkinan maknanya adalah; kemudian mereka bertaubat sebelum menyaksikan kematian, karena Allah menerima taubat seorang hamba apabila ia bertaubat sebelum ada kepastian bahwa ia akan mati dan sebelum ada siksaan secara pasti, sedangkan setelah hadirnya kematian, maka tidaklah akan diterima pula ke-imanan dariorang kafir.
2. Hadist Taubat:
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : Allah 'Azza wa Jalla berfirman, “Aku menurut persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku selalu bersamanya di mana saja ia mengingat-Ku”. (Nabi SAW bersabda), “Demi Allah, sesungguhnya Allah lebih senang terhadap taubat hamba-Nya daripada seseorang dari kalian mendapatkan kembali barang-barangnya yang hilang di padang pasir”. (Allah berfirman), “Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku satu jengkal, Aku akan mendekat kepadanya satu hasta. Dan apabila dia mendekat kepada- Ku satu hasta, Aku akan mendekat kepadanya satu depa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari”. [HR. Muslim dan Bukhari].
Dari Anas bin Malik, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh Allah lebih senang terhadap taubat hamba-Nya ketika hamba itu bertaubat kepada-Nya daripada seseorang dari kalian yang semula naik untanya di padang pasir, lalu kehilangan kendaraan beserta makanan dan minumannya. (Setelah lama mencarinya), akhirnya dia putus asa untuk mendapatkannya, lalu dia datang ke sebuah pohon, lalu dia beristirahat dan tidur di bawah pohon tersebut. Dan orang itu telah putus asa untuk mendapatkan kembali untanya. Ketika dalam keadaan begitu, tiba-tiba unta (beserta bekalnya itu) sudah berada di dekatnya. Lalu dia memegang kendalinya, dan dari senangnya sampai dia berkata, “Ya Allah, Engkau hambaku dan aku Tuhan-Mu”. Dia keliru mengucap-kannya karena sangat senangnya”. [HR. Muslim].
Demikianlah informasi mengenai Pengertian Taubat, Ayat dan Haditsnya, Syarat, & Macam-Macam Taubat Kepada Allah. Semoga informasi ini dapat menambah khazanah pengetahuan agar dapat bermanfaat bagi kehidupan sekitar dan juga menambah referensi dalam studi teman-teman. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.
Demikianlah informasi mengenai Pengertian Taubat, Ayat dan Haditsnya, Syarat, & Macam-Macam Taubat Kepada Allah. Semoga informasi ini dapat menambah khazanah pengetahuan agar dapat bermanfaat bagi kehidupan sekitar dan juga menambah referensi dalam studi teman-teman. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.
0 Response to "Pengertian Taubat, Ayat dan Haditsnya, Syarat, & Macam-Macam Taubat Kepada Allah "
Post a Comment