Contoh Soal UNBK Bahasa Indonesia Kelas 9 (Perbedaan Pengembangan dan Konflik dalam Teks)
Kali ini admin akan bagikan ontoh soal UNBK Bahasa Indonesia kelas 9 dengan contoh soal perbedaan pengembangan dan konflik dalam sebuah teks. Semoga soal-soal yang admin bagikan kali ini dapat membantu peserta didik dalam mencari referensi soal-soal terbaru putar mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 9. Dan semoga apa yang kalian cita-citakan dapat tercapai dengan baik tanpa ada halangan dan bisa membahagiakan kedua orang tua.
Bacalah kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal nomor 1 dan 2!
Bacalah kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal nomor 1 dan 2!
Sekali lagi ia berkaca di depan cermin itu. Lalu dia mulai mengeluh, "Kau lihat, betapa jeleknya noda pipi saya."
Suaminya diam saja. Perempuan itu meneruskan bicaranya,"Kata dokter, kalau obat ini tidak berhasil, akan dilakukan pembedahan plastik."
Suaminya tetap diam. Lantas perempuan itu jadi marah, "Saya tahu, kau tidak mencintai saya lagi!"
"Itu ucapanmu yang kesekian kalinya," kata suaminya sambil mempersiapkan diri untuk pergi ke tokohnya. Perempuan itu mengantar suaminya sampai ke pintu pagar. Seorang gadis lewat di depan mereka. Perempuan itu berkata,"Saya tahu, gadis itu lebih cantik dari saya."
Lelaki itu merasa bosan, tetapi ia diam saja. Perempuan itu masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan payah dan terpencil.
1. Penyebab konflik dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. Seorang perempuan mengeluh setelah mengaca di depan cermin
B. Seorang perempuan yang memiliki noda di pipinya
C. Seorang perempuan yang ingin melakukan operasi plastik
D. Seorang perempuan yang merasa tidak dicintai suaminya lagi
Kunci Jawaban: B
2. Akibat konflik dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. seorang perempuan merasa tidak dicintai suaminya lagi
B. seorang perempuan mengantar suaminya sampai pintu pagar
C. seorang perempuan merasa orang lain lebih cantik dari dirinya
D. seorang perempuan yang didiamkan oleh suaminya
Kunci Jawaban: A
Bacalah kutipan fabel berikut untuk menjawab soal 3 dan 4!
Di tepi sebuah telaga, hiduplah seekor angsa. Ia mempunyai empat anak. Namun, dari keempat anaknya, salah satunya berwarna hitam. Anak angsa ini sering diejek itik. Ia dianggap bukan anak anggsa yang asli. Si Hitam, demikian itik tersebut memanggilnya.
"Kalian semua anak-anakku," kata induk angsa ketika melihat si Hitam menangis.
Suatu hari, si Hitam tidak tahan dengan ejekan itik. Ia melarikan diri, tetapi malang nasibnya. Ia hampir saja diterkam harimau. Si Hitam berhasil melompat dan menceburkan diri ke sungai.
Ketika sedang berenang, ada sekelompok anak kecil yang sedang mandi. Melihat si Hitam, mereka seperti mendapat mainan. Si Hitam dilempar ke sana ke mari. Kemudian si Hitam pura-pura mati sehingga anak-anak itu melemparkannya ke rerumputan.
Untunglah ada seorang nenek menolongnya. Nenenk itu merawat si Hitam dengan kasih sayang. Ia memberi makan dan memeliharanya.
3. Penyebab konflik dalam diri si Hitam dalam kutipan fabel tersebut adalah ....
A. si Hitam sering diejek oleh itik
B. si Hitam dibenci saudara-saudaranya
C. anak-anak yang mandi di sungai mempermainkan si Hitam
D. induk si Hitam tidak menghendaki kenberadaannya
Kunci Jawaban: A
4. Akibat konflik dalam kutipan fabel tersebut adalah ....
A. itik tidak lagi mengejek si Hitam
B. si Hitam dirawat dengan penuh kasih sayang oleh nenek
C. si Hitam diterkam oleh harimau
D. si Hitam dilemparkan ke atas rerumputan oleh sekelompok anak
Kunci Jawaban: B
5. Bacalah kedua kutipan cerpen berikut!
Cerpen I
Beberapa bulan yang lalu, aku selalu memaksa ibu untuk memenuhi segala permintaanku. Pokoknya aku tidak mau ketinggalan dengan teman temanku. Kalua teman-temanku memakai sepatu baru, aku juga merengek minta dibelikan sepatu. Keinginanku bermacam-macam. Akan tetapi ibu selalu menjawab, "Ibu belum punya uang."
Aku kesal, jengkel, dan bosan dengan jawaban ibu yang itu-itu terus. Aku menangis keras-keras dan sampai tidak mau makan. Suatu hari, aku minta sesuatu lagi kepada ibu. "Ibu tidak punya uang," jawab Ibu dengan wajah murung.
Namun, aku tidak mau tahu. Aku mengobrak-abrik pakaian di lemari Ibu diam saja, lalu masuk kamar. Setelah kulihat, ternyata ibu sedang menelengkup di ranjang sambil menangis tersedu-sedu.
Aku kasihan melihat ibu menangis tidak dapat memenuhi kebutuhanku. Kini, aku sadar betapa sulitnya orang tua mencari uang untuk anak-anaknya.
Cerpen II
Hari lebaran tinggal beberapa hari lagi. Rasanya tak sabar menanti waktu sesingkat itu. Ingin segera kukenakan sepasang baju baru dan sepatu pemberian Ayah dan Ibu.
Barang-barang itu hampir setiap hari kujenguk dilemari pakaian.Ah, hari lebaran memang hari yang amat menyenangkan. Kenaap datangnya begitu lambat dan perlahan-lahan.
Saat ini, aku sedang duduk termenung di kamarku.Tinus muncul di depan pintu. Wajahnya kelihatan sangat bersungguh-sungguh. Ia seperti menyimpan sesuatu yang ingin segera disampaikan kepadaku.
"Kamu tahu kan hari lebaran tinggal dua hari lagi,Mul?" tanya Tinus seraya melemparkan majalah anak-anak yang dibawanya.
"Bukan cuma aku, Tin," Sahutku sedikit kesal karena kukira olok-olok Tinus kali ini tidak lucu. "Siapa pun tahu, hari raya idul fitri tinggal dua hari lagi. Kenapa harus kautanyakan itu kepadaku?"
"Kamu memang keterlaluan," Tinus berkata tandas dan ia begitu kesal rupanya. Mau tidak mau aku terkejut. Kutatap Tinus dengan kedua belah mataku. Tinus berkedip sesaat dan kemudian ia tertawa nyinyir.
"Kamu tentu kenal dengan Saipul, bukan?" kali ini suara Tinus mengeluh. "Kenapa kamu masih juga bermusuhan dengannya? Bukankah itu tidak baik? Kita mau menghadapi hari raya, Mul. Apakah kamu tidak mau minta maaf?"
Aku mendadak tertawa. Tak kusangka inilah rupanya maksud kedatangannya. Menyuruhku baikan kembali dengan Saipul. Huh, Saipul yang telah merobek layang-layangku seminggu yang lalu.
Perbedaan pola pengembangan pada kedua kutipan cerpen tersebut adalah ....
Kunci Jawaban: B
6. Bacalah kedua kutipan cerpen berikut!Hari lebaran tinggal beberapa hari lagi. Rasanya tak sabar menanti waktu sesingkat itu. Ingin segera kukenakan sepasang baju baru dan sepatu pemberian Ayah dan Ibu.
Barang-barang itu hampir setiap hari kujenguk dilemari pakaian.Ah, hari lebaran memang hari yang amat menyenangkan. Kenaap datangnya begitu lambat dan perlahan-lahan.
Saat ini, aku sedang duduk termenung di kamarku.Tinus muncul di depan pintu. Wajahnya kelihatan sangat bersungguh-sungguh. Ia seperti menyimpan sesuatu yang ingin segera disampaikan kepadaku.
"Kamu tahu kan hari lebaran tinggal dua hari lagi,Mul?" tanya Tinus seraya melemparkan majalah anak-anak yang dibawanya.
"Bukan cuma aku, Tin," Sahutku sedikit kesal karena kukira olok-olok Tinus kali ini tidak lucu. "Siapa pun tahu, hari raya idul fitri tinggal dua hari lagi. Kenapa harus kautanyakan itu kepadaku?"
"Kamu memang keterlaluan," Tinus berkata tandas dan ia begitu kesal rupanya. Mau tidak mau aku terkejut. Kutatap Tinus dengan kedua belah mataku. Tinus berkedip sesaat dan kemudian ia tertawa nyinyir.
"Kamu tentu kenal dengan Saipul, bukan?" kali ini suara Tinus mengeluh. "Kenapa kamu masih juga bermusuhan dengannya? Bukankah itu tidak baik? Kita mau menghadapi hari raya, Mul. Apakah kamu tidak mau minta maaf?"
Aku mendadak tertawa. Tak kusangka inilah rupanya maksud kedatangannya. Menyuruhku baikan kembali dengan Saipul. Huh, Saipul yang telah merobek layang-layangku seminggu yang lalu.
Perbedaan pola pengembangan pada kedua kutipan cerpen tersebut adalah ....
Cerpen I
|
Cerpen II
| |
A.
|
Menggunakan alur maju
| Menggunakan alur sorot balik |
B.
|
Menggunakan alur sorot balik
|
Menggunakan alur maju
|
C.
|
Menggunakan alur maju
|
Menggunakan alur campur
|
D.
|
Menggunakan alur sorot balik
|
Menggunakan alur campuran
|
Kunci Jawaban: B
Cerpen I
Tio memandang gapura di tengah tanah lapang itu sambil menguap. Selain gapura yang masih berdiri kokoh, yang lainnya hanya fondasi reruntuhan batu hitam dan lapangan hijau.
"Huh! Apa sih menariknya melihat-lihat reruntuhan batu seperti ini?" Pikir Tio di dalam hati sambil mengedarkan pandangan ke seluruh situs bersejarah Ratu Boko.
Batu-batunya yang berwarna hitam itu malah menimbulkan ide. Ia menoleh ke kiri dan kanan. Teman-temannya masih sibuk mencatat-catat.
Pak guru memang menginginkan mereka membuat karya tulis soal situs reruntuhan batu yang membosankan ini.
Tio membuka kotak pensilnya dan mengeluarkan sebotol tip-ex. Berbekal tip-ex, Tio berjalan mengelilingi situs mencari tempat yang paling cocok buat meninggalkan jejaknya.
Ya, Tio memang suka sekali menggambar. Hanya itu satu-satunya pelajaran yang diminatinya. Sayangnya, ia suka menggambar dimana-mana.
Cerpen II
Dari kamar ibu yang tertutup melata kabut. Kabut itu berjelanak dari celah bawah pintu. Merangkak memenuhi ruang tengah, ruang tamu, dapur, kamar mandi, hingga merebak ke teras depan.
Awalnya, orang-orang mengira bahwa rumah kami tengah sesak dilalap api. Tapi kian waktu mereka kian bosan membicarakannya, karena mereka tak pernah melihat api sepercik pun menjilati rumah kami. Yang mereka lihat hanya asap tebal yang bergulung-gulung. Kabut. Pada akhirnya, mereka hanya akan saling berbisik, "Begitulah rumah pengikut setan, rumah tanpa Tuhan, rumah itu pasti sudah dikutuk."
Perbedaan penggunaan bahasa pada kedua kutipan cerpen tersebut adalah ....
Cerpen I
|
Cerpen II
| |
A.
|
menggunakan ungkapan
|
tidak menggunakan ungkapan
|
B.
|
bahasa lugas
|
bahasa kias
|
C.
|
kalimat tidak menggunakan majas
|
kalimat menggunakan majas
|
D.
|
bahasa sulit dipahami
|
bahasa mudah dipahami
|
Kunci Jawaban: C
Fabel I
Seekor singan tua yang gigi dan cakarnya telah banyak yang rusak sehingga menyulitkan dia untuk mendapatkan makanan, berpura-pura sakit. Dia memberi tahu semua tetangga-tetangganya bahwa dia sekarang sakit keras. Sang Sianga Tua itu lalu berbaring di sarangnya sambil menunggu pengunjung dan tamu akan menjenguknya. Dan saat pengunjung datang untuk menjenguknya, dia akan menerkam dan memangsa mereka satu persatu.
Suatu saat, datanglah seekor rubah, tetapi rubah tersebut sangat hati-hati dan menjaga jarak dengan sang Singan Tua. Sang Rubah lalu menanyakan dengan sopan bagaimana kondisi kesehatan sang Singa. Sang Singa lalu menjawab bahwa dia sangat sakit dan meminta agar sang Rubah mendekat untuk melihatnya. Tetapi sang Rubah dengan bijaksana tetap berdiri di tempatnya dan berterima kasih atas undangan sang Singa.
Fabel II
Suatu senja saat matahari mulai terbenam, seekor ayam jantan terbang ke dahan pohon untuk bertengger. Sebelum dia beristrahat dengan santai, dia mengepakkan sayapnya tiga kalidan berkokok dengan keras. Saat dia akan meletakkan kepalanya di bawah sayapnya, matanya menangkap sesuatu yang berwarna merah dan sekilas hidung yang panjang dari seekor rubah.
"Sudahkah kamu mendengar berita yang bagus?" Teriak sang Rubah dengan cara yang sangat menyenangkan dan bersemangat.
"Kabar apa?" tanya sang Ayam Jantan dengan tenang. Tapi dia merasa sedikit aneh dan sedikit gugup, karena sebenarnya sang Ayam takut kepada sang Rubah.
"Keluargamu dan keluarga saya dan semua hewan lainnya telah sepakat untuk melupakan perbedaan mereka dan hidup dalam perdamaian dan persahabatan mulai dari sekarang sampai selamanya. Cobalah pikirkan berita bagus ini! Aku menjadi tidak sabar untuk memeluk kamu! Turunlah ke sini, teman, dan mari kita rayakan dengan gembira."
"Bagus sekali" kata sang Ayam Jantan. " Saya sangat senang mendengar berita ini." Tapi sang Ayam berbicara sambil menjinjitkan kakinya seolah-olah melihat dan menantikan kedatangan sesuatu dari kejauhan.
"Apa yang kaulihat?' tanya sang Rubah sedikit cemas.
"Saya melihat sepasang anjung datang kemari. Mereka pasti telah mendengar kabar baik ini dan ...."
Tapi sang Rubah tidak menunggu lebih lama lagi untuk mendengar perkataan sang Ayam dan mulai berlari menjauh.
"Tunggu" teriak sang Ayam Jantan tersebut. "Mengapa engkau lari? sekarang anjing adalah teman-teman kamu juga!"
"Ya ," jawab rubah. Tapi mereka mungkin tidak pernah mendengar berita itu. Selain itu, saya mempunyai tugas yang sangat penting yang hampir saja saya lupakan."
Perbedaan pola pengembangan pada kedua kutipan fabel tersebut adalah ....
Fabel I
|
Fabel II
| |
A.
|
menggunakan alur maju
|
menggunakan alur sorot balik
|
B.
|
menggunakan alur sorot balik
|
menggunakan alur maju
|
C.
|
menggunakan sebutan aku
|
menggunakan sebutan nama tokoh
|
D.
|
menggunakan paparan
|
menggunakan bentuk dialog
|
Kunci Jawaban: D
Fabel I
Kelinci, seperti yang kita tahu merupakan makhluk yang penakut. Sedikit saja bayangan yang muncul, akan membuat mereka berlari terbirit-birit tunggang langgang bersembunyi. Suatu ketika, mereka berdiskusi bagaimana cara agar mereka bisa terhindar dari ketakutan. Saat mereka sedang ribut berdiskusi, tiba-tiba bunyi suatu suara yang aneh sehingga kelinci-kelinci tersebut lari ketakutan menuju ke sarangnya. Saat itu mereka berlari melewati sebuah kolam di mana pada kolam tersebut tinggallah keluarga kodok yang sedang duduk di alang-alang pinggiran sungai. Dalam sekejap mata, kodok-kodok yang terkejut melihat kelinci berlarian, berhamburan lari dan melompat masuk ke dalam kolam.
"Lihat," teriak seekor kelinci, "Kita seharusnya tidak perlu terlalu khawatir dengan sifat penakut kita, di sini masih ada makhluk yang lebih penakut dan takut kepada kita!"
Fabel II
"Kamu bisa juga menjadi sehat dan cukup makan seperti saya apabila kamu mau," kata sang Anjing. "Tinggalkanlah hutan, karena di sana kamu hidup menderita. Mengapa? karena kamu harus bertarung untuk mendapatkan makanan. Contohlah saya dan kamu akan menjadi sehat dan cantik."
"Apa yang harus saya lakukan?" tanya sang Serigala.
"Hampir dikatakan tidak berat," jawab sang Anjing penjaga rumah. "Mengejar-ngejar orang yang membawa tongkat dan menagkap tongkat yang dilemparkannya, menggonggongi pengemis yang lewat, menggosok-gosokkan badan pada kaki orang-orang di rumah. Sebagai gantinya kamu akan mendapatkan segala-galanya sedikit-sedikit, tulang ayam ,sedikit daging, gula, kue dan lain-lain, kamu juga akan mendapatkan kata-kata pujian dan elusan."
Sang Serigala yang membayangkan segala keindahan itu, membuatnya hampir menangis. Tetapi saat itu dia menyadari bahwa bulu di sekeliling leher sang Anjing sedikit rontok dan kulitnya seperti terdapat bekas-bekas luka.
"Apa yang terjadi dengan lehermu?"
"Ah, tidak apa-apa," jawab sang Anjing.
"Coba katakan apa yang terjadi pada lehermu itu." Kata sang Serigala.
"Mungkin yang kamu lihat di leherku adalah bekas kalung di mana biasanya pada kalung tersebut diikatkan pada seutas tali atau rantai," jawab sang Anjing.
"Apa! sebauh rantai!" tanya sang Serigala. "Jadi kamu tidak bisa bebas ke mana-mana?"
"Tidak selalu! Tetapi apa bedanya?" jawab sang Anjing.
Perbedaan pola pengembangan pada kedua kutipan fabel tersebut adalah ....
Fabel I
|
Fabel II
| |
A.
|
menggunakan majas
|
tidak menggunakan majas
|
B.
|
bahasa mudah dipahami
|
bahasa sulit dipahami
|
C.
|
kalimat menggunakan ungkapan
|
kalimat tidak menggunakan ungkapan
|
D.
|
menggunakan bahasa Melayu
|
menggunakan bahasa Indonesia
|
Kunci Jawaban: A
9. Bacalah kutipan data buku berikut!
Judul resensi : Penyesalan Dosa
Judul buku : Harimau! Harimau!
Penulis : Mochtar Lubis
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia
Tebal : 214 halaman
ISBN : 978-979-461-109-8
Paragraf yang menyatakan keunggulan buku adalah ....
A. Mochtar Lubis, pengarang ternama ini dilahirkan pada 7 Maret 1922 di Padang, Sumatra Barat. Selain sebagai wartawan, ia dikenal sebagai sastrawan. Romannya berjudul Harimau! Harimau! telah mendapat hadiah dari Yayasan Buku Utama sebagai buku terbaik tahun 1975.
B. Kelebihan novel ini adalah memiliki sampul yang bagus , dengan perpaduan warna merah dan hitam. Selain tu, gaya bahasa yang digunakan pengarang mudah dipahami oleh pembaca.
C. Kelemahan novel ini terdapat pada pemilihan kata-kata. Terdapat pula beberapa kalimat yang tidak pantas dibaca oleh anak usia sekolah dasar karena berbau pornografi. Selain itu, terdapat kesalahan ketik pada beberapa kata. Akhir cerita juga kurang jelas.
D. Novel ini mengajarkan kepada kita untuk saling menolong. Kita tidak dapat hidup sendiri dan tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang harus belajar hidup dari kesalahan masa lalu.
Kunci Jawaban: B
10. Bacalah kutipan data buku berikut!
Judul buku : Edensor
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Tebal : 290 halaman
Tahun terbit : 2008
Paragraf yang menyatakan kelemahan buku adalah ....
A. Buku ini menceritakan perjalanan Andrea yang menyuguhkan cerita ringan, tetapi mempunyai nilai semangat yang tinggi. Buku ini menggambarkan betapa kuatnya cita-cita itu memenuhi, memberikan semangat, dan optimisme seseorang.
B. Hidup dilihat sekilas tampak sporadis, berantakan tidak beraturan. Jika tiba pada waktunya, apa yang dilihat jarang tampak tertata begitu sistematis. Tidak jauh berbeda dengan mimpi. Secara nalar mimpi seseorang tidak masuk akal.
C. Kekurangan novel Edensor adalah banyak penggunaan bahasa Melayu sehingga pembaca yang tidak menggunakan atau tidak mengetahui bahasa tersebut akan kesulitan.
D. Sedikit adanya perubahan, inilah yang menjadi daya tarik Andrea dalam menuliskan karya sastra. Gaya bahasanya bagus dan meletup-letup. Buku ini sangat sesuai dibaca oleh semua kalangan.
Kunci Jawaban: C
Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang contoh soal UNBK Bahasa Indonesia di kelas 9. Semoga soal-soal yang admin bagikan kali ini dapat bermanfaat. Terima kasih dan salam sukses.
0 Response to "Contoh Soal UNBK Bahasa Indonesia Kelas 9 (Perbedaan Pengembangan dan Konflik dalam Teks)"
Post a Comment