Sejarah Perkembangan Ilmu Sosiologi
Dalam sejarahnya perkembangan ilmu sosiologi melewati beberapa fase penting. Mulai dari cikal bakalnya yang ketika itu masih dianggap sebagai rumpun ilmu filsafat, Hingga awal kemunculannya sebagi ilmu pengetahuan yang memiliki standar ilmiyah yang jauh-jauh hari telah diterapkan pada ilmu-ilmu pengetahuan lain seperti Fisika, Biologi ataupu Sejarah.
Baca: Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli Sosiologi
Baca: Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli Sosiologi
Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang sejarah perkembangan ilmu sosiologi, silahkan teman-teman simak uraian ceritanya
Filsafat Sosial; Cikal Bakal Ilmu Sosiologi
Pada mulanya, semua pengetahuan manusiayang mencakup segala usaha pemikiran mengenai manusia dan alam sekitarnya, termasuk masyarakat menjadi satu dalam filsafat. Akan tetapi, sejalan dengan semakin kompleksnya pemikiran manusia, maka terjadilah spesialisasi. Filsafat alam berkembang menjadi berbagai cabang ilmu, seperti astronomi, fisika, kimia, biologi, dan geologi, sedang filsafat kejiwaan dan filsafat sosial berkembang menjadi psikologi dan sosiologi.
Pada saat sosiologi masih dianggap sebagai ilmu yang bernaung di dalam filsafat, dan disebut dengan nama filsafat sosial, materi yang dibahas tidak dapat dikatakan sebagai ilmu sosiologi seperti yang dikenal sekarang. Sebab, pada saat itu materi filsafat sosial masih mengandung unsur etika yang membahas tentang bagaimana seharusnya masyarakat itu (das solen), sedangkan sosiologi yang berkembang saat ini merupakan ilmu yang membicarakan bagaimana kenyataan yang ada dalam masyarakat (das sein).
Beberapa ilmuwan yang mengembangkan filsafat sosial diantaranya adalah Plato (429–347 SM) yang membahas unsur-unsur sosiologi tentang negara dan Aristoteles (384-322 SM) yang membahas unsur-unsur sosiologi dalam hubungannya dengan etika sosial, yakni bagaimana seharusnya tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan sesama manusia ataupun dalam kehidupan sosialnya.
Selain kedua ilmuwan itu, Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jaques Rousseau juga ikut memberikan bentuk pada ilmu yang kemudian disebut sosiologi, dengan pemikiran mereka tentang kontak sosial. Sampai awal tahun 1800-an, konsep pemikiran sosiologi belum dianggap sebagai ilmu pengetahuan.
Pertengahan Abad ke-18: Awal Munculnya Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan
Baru setelah Auguste Comte (1798-1857) menciptakan istilah sosiologi, pada tahun 1839 terhadap keseluruhan pengetahuan manusia mengenai kehidupan bermasyarakat, maka lahirlah sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan. Inilah yang disebut dengan tahap pemikiran awal sosiologi. Comte berpendapat bahwa tingkah laku sosial dan kejadian-kejadian di masyarakat dapat diamati dan diukur secara ilmiah. Comte dianggap sebagai ‘Bapak Sosiologi’ yang memulai kajian sosial dengan metode ilmiah.
Sosiologi kemudian semakin berkembang dengan lahirnya konsep-konsep baru. Satu hal yang paling penting dalam sejarah perkembangan sosiologi adalah munculnya teori determinisme ekonomi yang dikembangkan oleh Friedrich Engels dan Karl Marx. Teori ini menyatakan, bahwa faktor-faktor ekonomi mengontrol semua pola dan institusi di masyarakat.
Teori itu banyak dianggap sebagai dasar terbentuknya komunisme. Kemudian, Herbert Spencer mengembangkan sistematika penelitian masyarakat dan menyimpulkan, bahwa perkembangan masyarakat manusia adalah suatu proses evolusi yang bertingkattingkat dari bentuk yang rendah ke bentuk yang lebih tinggi, seperti evolusi biologis.
Sosiologi kemudian semakin berkembang dengan lahirnya konsep-konsep baru. Satu hal yang paling penting dalam sejarah perkembangan sosiologi adalah munculnya teori determinisme ekonomi yang dikembangkan oleh Friedrich Engels dan Karl Marx. Teori ini menyatakan, bahwa faktor-faktor ekonomi mengontrol semua pola dan institusi di masyarakat.
Teori itu banyak dianggap sebagai dasar terbentuknya komunisme. Kemudian, Herbert Spencer mengembangkan sistematika penelitian masyarakat dan menyimpulkan, bahwa perkembangan masyarakat manusia adalah suatu proses evolusi yang bertingkattingkat dari bentuk yang rendah ke bentuk yang lebih tinggi, seperti evolusi biologis.
Abad 20; Sosiologi Menemukan Bentuk Aslinya
Sosiologi berkembang dengan pesat pada abad ke-20, terutama di Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat. Arah perkembangan di ketiga negara tersebut berbeda-beda karena perkembangan sosiologi di setiap negara dilatarbelakangi oleh kondisi sosial dan sejarah setempat. Di Prancis, Revolusi Prancis dan akibatakibatnya merupakan latar belakang historis bagi usaha-usaha Auguste Comte untuk menjelaskan seluruh sejarah mengenai perubahan sosial dan kemajuan, serta gagasan untuk mengorganisasikan kembali masyarakat. Di Inggris, Revolusi industri merusak hubungan sosial tradisional dan menciptakan perpecahan baru dalam struktur sosial. Hal ini merangsang para ahli teori sosial, seperti Herbert Spencer dan Karl Marx untuk mengembangkan penjelasan mengenai masyarakat dan perubahan sosial.
Sosiologi pada zaman Comte dan Herbert Spencer masih dipengaruhi oleh aliran filsafat dan psikologi. Baru ketika Emile Durkheim untuk pertama kalinya menggunakan metode riset ilmiah dalam mengkaji informasi demografi dari berbagai negara, dan mempelajari hubungan antara angka bunuh diri yang ada di negara-negara itu dengan faktor agama dan status perkawinan, maka sosiologi benar-benar lepas dari pengaruh filsafat. Kajian sosiologi kemudian dilanjutkan oleh Max Weber yang menelaah tindakan manusia dan interaksi sosial.
Sosiologi pada zaman Comte dan Herbert Spencer masih dipengaruhi oleh aliran filsafat dan psikologi. Baru ketika Emile Durkheim untuk pertama kalinya menggunakan metode riset ilmiah dalam mengkaji informasi demografi dari berbagai negara, dan mempelajari hubungan antara angka bunuh diri yang ada di negara-negara itu dengan faktor agama dan status perkawinan, maka sosiologi benar-benar lepas dari pengaruh filsafat. Kajian sosiologi kemudian dilanjutkan oleh Max Weber yang menelaah tindakan manusia dan interaksi sosial.
Babak Dinamis Perkembangan Sosiologi
Perkembangan sosiologi melalui babak paling dinamis, ketika muncul pemikir-pemikir dari institut penelitian sosial Universitas Frankfurt Jerman yang lebih dikenal dengan Mazhab Frankfurt. Tiga pemikir utama tersebut adalah Max Horkheimer, Theodor. W. Adorno, Herbert Marcuse. Melalui teori kritik yang dikembangkan, Mazhab Frankfurt mencoba menghubungkan pengetahuan dengan praksis kehidupan masyarakat. Lebih rinci, upaya menghubungkan pengetahuan dan praksis diteruskan oleh Jorgen Habermas yang mendasarkan pada paradigma komunikasi melalui media massa.
Setelah itu, ada beberapa pemikiran baru tentang sosiologi yang termuka, yaitu difusionisme, fungsionalisme, dan strukturalisme.
Setelah itu, ada beberapa pemikiran baru tentang sosiologi yang termuka, yaitu difusionisme, fungsionalisme, dan strukturalisme.
- Difusionisme; menekankan pada pengaruh masyarakat individual saling bergantung dan meyakini, bahwa perubahan sosial terjadi karena sebuah masyarakat menyerap berbagai ciri budaya dari masyarakat lain.
- Fungsionalisme; memandang masyarakat sebagai suatu jaringan institusiinstitusi, seperti perkawinan dan agama, sehingga perubahan dalam suatu institusi menyebabkan perubahan pada institusi lain.
- Strukturalisme; menekankan struktur sosial sebagai sesuatu yang paling berpengaruh dalam masyarakat, dan berpendapat bahwa peran dan status sosial menentukan tingkah laku manusia.
Tahun 1900-an: Tahap Sosiologi Moderen
Selama pertengahan tahun 1900-an, perkembangan sosiologi memasuki tahap modern. Ciri utama sosiologi modern adalah terjadinya spesialisasi terusmenerus pada bidang ilmu ini. Para sosiolog berpindah dari mempelajari kondisikondisi sosial secara menyeluruh menuju pengkajian kelompok-kelompok khusus atau tipe-tipe komunitas dalam suatu masyarakat, misalnya para pengelola bisnis, para pembuat rumah, geng-geng di jalanan, perubahan gaya hidup, kondisi sosial, perkembangan budaya, pergerakan pemuda, pergerakan kaum wanita, tingkah laku sosial, dan kelompok-kelompok sosial.
Para ahli sosiologi mengembangkan lebih jauh metode riset ilmiah, penerapan metode eksperimen terkontrol, dan menggunakan komputer untuk meningkatkan efisiensi dalam menghitung hasil survei. Cara-cara penentuan sampel penelitian semakin disempurnakan, sehingga mendukung kesimpulan yang makin terpercaya secara ilmiah.
Para ahli sosiologi mengembangkan lebih jauh metode riset ilmiah, penerapan metode eksperimen terkontrol, dan menggunakan komputer untuk meningkatkan efisiensi dalam menghitung hasil survei. Cara-cara penentuan sampel penelitian semakin disempurnakan, sehingga mendukung kesimpulan yang makin terpercaya secara ilmiah.
Adapun Sejarah Perkembangan Ilmu Sosiologi di Indonesia juga memiliki beberapa fase. Sosiologi sendiri lahir di masyarakat barat, sehingga kebanyakan konsepnya berdasarkan realita sosial dari kehidupan masyarakat barat. Pada awalnya, sosiolog Indonesia menjiplak apa adanya pemikiran sosiolog barat, namun setelah disadari, tidak sepenuhnya konsep-konsep barat itu dapat diterapkan di Indonesia. Mulailah kajian sosiologi di Indonesia didasarkan pada realita di Tanah Air.
0 Response to "Sejarah Perkembangan Ilmu Sosiologi"
Post a Comment