Contoh Soal Pilihan Ganda Materi Dongeng dan Imbuhan Meng-
Kali ini admin akan bagikan kepada kalian contoh soal-soal latihan uji kompetensi materi dongeng dan imbuhan meng-. Semoga bisa membantu kalian dalam mencari referensi soal-soal pilihan ganda materi ini. Selamat belajar.
Bacalah dongeng berikut ini untuk menjawab soal 1 s.d. 5!
Di zaman Mesir kuno, hiduplah seorang raja yang sangat terkenal keadilannya. Raja tersebut sangat mencintai rakyatnya. Bahkan raja tersebut dalam mencintai keluarganya tidak melebihi cintanya pada rakyatnya. Sehingga kalau ada anggota keluarganya yang bersalah tetaplah dihukum sebagaimana orang lain. Yang lebih istimewa lagi, raja ini juga penyayang binatang.
Karena cintanya pada binatang, suatu hari raja yang adil itu pergi berjalan-jalan menemui seekor semut. Si Semut merasa senang dan bangga mendapat kunjungan dari raja.
“Bagaimana kabarmu, Semut?” tanya sang Raja.
“Hamba baik-baik saja, Baginda,” jawab semut gembira.
“Dari mana saja kau pergi?”
“Hamba sejak pagi pergi ke beberapa tempat, tetapi belum juga mendapatkan makanan, Baginda.”
“Jadi, sejak pagi kau belum makan?”
“Benar, Baginda.”
Bacalah dongeng berikut ini untuk menjawab soal 1 s.d. 5!
Semut yang Hemat
Di zaman Mesir kuno, hiduplah seorang raja yang sangat terkenal keadilannya. Raja tersebut sangat mencintai rakyatnya. Bahkan raja tersebut dalam mencintai keluarganya tidak melebihi cintanya pada rakyatnya. Sehingga kalau ada anggota keluarganya yang bersalah tetaplah dihukum sebagaimana orang lain. Yang lebih istimewa lagi, raja ini juga penyayang binatang.
Karena cintanya pada binatang, suatu hari raja yang adil itu pergi berjalan-jalan menemui seekor semut. Si Semut merasa senang dan bangga mendapat kunjungan dari raja.
“Bagaimana kabarmu, Semut?” tanya sang Raja.
“Hamba baik-baik saja, Baginda,” jawab semut gembira.
“Dari mana saja kau pergi?”
“Hamba sejak pagi pergi ke beberapa tempat, tetapi belum juga mendapatkan makanan, Baginda.”
“Jadi, sejak pagi kau belum makan?”
“Benar, Baginda.”
Raja yang adil itu pun termenung sejenak. Kemudian berkata, “Hai, Semut. Seberapa banyak makanan yang kau perlukan dalam setahun?”
“Hanya sepotong roti saja, Baginda,” jawab semut.
“Kalau begitu maukah kau kuberi sepotong roti untuk hidupmu setahun?”
“Hamba sangat senang, Baginda.”
“Kalau begitu, ayo engkau kubawa pulang ke istana,” ujar sang Raja, lalu membawa Semut itu ke istananya. Semut sangat gembira karena mendapatkan anugerah makanan dari sang Raja. Ia tidak susah-susah lagi mencari makanan dalam setahun. Dan tentu saja, roti pemberian sang Raja akan lebih manis dan enak.
“Sekarang engkau masuklah ke dalam tabung yang telah kuisi sepotong roti ini!” perintah sang Raja.
“Terima kasih, Baginda. Hamba akan masuk.”
“Setahun yang akan datang tabung ini baru akan kubuka,” ujar sang Raja lagi.
“Hamba sangat senang, Baginda.”
Tabung berisi roti dan semut itu pun segera ditutup rapat oleh sang Raja. Tutup tabung itu terbuat dari bahan khusus, sehingga udara tetap masuk ke dalamnya dalamnya. Tabung tersebut kemudian disimpan di ruang khusus di dalam istana.
Hari-hari berikutnya sang Raja tetap memimpin rakyatnya. Berbagai urusan ia selesaikan secara bijaksana. Akhirnya setelah genap setahun, teringatlah sang raja akan janjinya pada semut.
Perlahan-lahan Raja membuka tutup tabung berisi semut itu. Ketika tutup terbuka, si Semut baru saja menikmati roti pemberian raja setahun lalu.
“Bagaimana kabarmu, Semut?” tanya sang Raja ketika matanya melihat semut di dalam tabung.
“Keadaan hamba baik-baik saja, Baginda.”
“Tidak pernah sakit selama setahun di dalam tabung?”
“Tidak, Baginda. Keadaan hamba tetap sehat selama setahun.”
Kemudian sang Raja termenung sejenak sambil melihat sisa roti milik Semut di dalam tabung.
“Mengapa roti pemberianku yang hanya sepotong masih kau sisakan separuh?” tanya Sang raja.
“Betul, Baginda.”
“Katanya dalam setahun kau hanya memerlukan sepotong roti. Mengapa tak kau habiskan?”
“Begini, Baginda. Roti itu memang hamba sisakan separuh. Sebab, hamba khawatir jangan-jangan Baginda lupa membuka tutup tabung ini. Kalau Baginda lupa membukanya, tentu saja hamba masih dapat makan roti setahun lagi. Tapi untunglah, Baginda tidak lupa. Hamba senang sekali.”
Sang Raja sangat terkejut mendengar penjelasaan si Semut yang tahu hidup hemat. Sang Raja tersenyum kecil di dekat si Semut.
“Kau Semut yang hebat. Kau dapat menghemat kebutuhanmu. Hal ini akan kusiarkan ke seluruh negeri agar rakyatku dapat mencontohmu. Kalau semut saja dapat menghemat kebutuhannya, mengapa manusia justru gemar hidup boros?”
“Sebaiknya Baginda jangan terlalu memuji hamba,” jawab si Semut.
Si Semut itu akhirnya mendapat hadiah lagi dari raja. Sebagai tanda terima kasih karena telah mengajarinya hidup hemat.
“Hanya sepotong roti saja, Baginda,” jawab semut.
“Kalau begitu maukah kau kuberi sepotong roti untuk hidupmu setahun?”
“Hamba sangat senang, Baginda.”
“Kalau begitu, ayo engkau kubawa pulang ke istana,” ujar sang Raja, lalu membawa Semut itu ke istananya. Semut sangat gembira karena mendapatkan anugerah makanan dari sang Raja. Ia tidak susah-susah lagi mencari makanan dalam setahun. Dan tentu saja, roti pemberian sang Raja akan lebih manis dan enak.
“Sekarang engkau masuklah ke dalam tabung yang telah kuisi sepotong roti ini!” perintah sang Raja.
“Terima kasih, Baginda. Hamba akan masuk.”
“Setahun yang akan datang tabung ini baru akan kubuka,” ujar sang Raja lagi.
“Hamba sangat senang, Baginda.”
Tabung berisi roti dan semut itu pun segera ditutup rapat oleh sang Raja. Tutup tabung itu terbuat dari bahan khusus, sehingga udara tetap masuk ke dalamnya dalamnya. Tabung tersebut kemudian disimpan di ruang khusus di dalam istana.
Hari-hari berikutnya sang Raja tetap memimpin rakyatnya. Berbagai urusan ia selesaikan secara bijaksana. Akhirnya setelah genap setahun, teringatlah sang raja akan janjinya pada semut.
Perlahan-lahan Raja membuka tutup tabung berisi semut itu. Ketika tutup terbuka, si Semut baru saja menikmati roti pemberian raja setahun lalu.
“Bagaimana kabarmu, Semut?” tanya sang Raja ketika matanya melihat semut di dalam tabung.
“Keadaan hamba baik-baik saja, Baginda.”
“Tidak pernah sakit selama setahun di dalam tabung?”
“Tidak, Baginda. Keadaan hamba tetap sehat selama setahun.”
Kemudian sang Raja termenung sejenak sambil melihat sisa roti milik Semut di dalam tabung.
“Mengapa roti pemberianku yang hanya sepotong masih kau sisakan separuh?” tanya Sang raja.
“Betul, Baginda.”
“Katanya dalam setahun kau hanya memerlukan sepotong roti. Mengapa tak kau habiskan?”
“Begini, Baginda. Roti itu memang hamba sisakan separuh. Sebab, hamba khawatir jangan-jangan Baginda lupa membuka tutup tabung ini. Kalau Baginda lupa membukanya, tentu saja hamba masih dapat makan roti setahun lagi. Tapi untunglah, Baginda tidak lupa. Hamba senang sekali.”
Sang Raja sangat terkejut mendengar penjelasaan si Semut yang tahu hidup hemat. Sang Raja tersenyum kecil di dekat si Semut.
“Kau Semut yang hebat. Kau dapat menghemat kebutuhanmu. Hal ini akan kusiarkan ke seluruh negeri agar rakyatku dapat mencontohmu. Kalau semut saja dapat menghemat kebutuhannya, mengapa manusia justru gemar hidup boros?”
“Sebaiknya Baginda jangan terlalu memuji hamba,” jawab si Semut.
Si Semut itu akhirnya mendapat hadiah lagi dari raja. Sebagai tanda terima kasih karena telah mengajarinya hidup hemat.
1. Berdasarkan dongeng di atas, tokoh utama yang diceritakan oleh pengarang adalah ... .
A. Raja
B. Semut
C. Rakyat
D. Roti
2. Watak tokoh semut dalam dongeng di atas adalah ....
A. adil
B. jujur
C. penurut
D. hemat
3. Hal menarik yang terdapat dalam dongeng tersebut adalah ...
A. Raja lebih mencintai rakyatnya daripada keluarganya.
B. Raja bertemu dengan seekor semut yang sedang mencari makan.
C. Semut hanya makan sepotong roti dalam setahun.
D. Semut menghemat rotinya karena takut raja lupa membuka tutupnya.
4. Amanat yang ingin disampaikan pengarang melalui dongeng tersebut adalah ...
A. Kita hendaknya menyayangi siapa saja termasuk binatang.
B. Kita harus menyayangi orang lain lebih dari keluarganya.
C. Kita harus berusaha bisa hidup hemat.
D. Kita harus bisa memberikan sesuatu yang menyenangkan orang lain.
5. Latar tempat yang digunakan oleh pengarang dalam dongeng di atas adalah ... .
A. hutan
B. halaman
C. istana
D. jalan
6. Imbuhan meng- yang berubah menjadi menge- terdapat dalam kalimat ...
A. Setelah diobati oleh dokter, benjolan pada kepalanya itu mulai mengecil.
B. Adonan kue yang ditinggalkan ibu ketika adik jatuh sudah mengeras.
C. Aku terperanjat melihat tamu yang sedang mengetuk pintu.
D. Tukang yang sedang mengecat gedung itu sangat cekatan.
7. Hal ini akan kusiarkan ke seluruh negeri agar rakyatku dapat mencontohmu.
Imbuhan meng- pada kata mencontohmu dalam kalimat di atas bermakna ... .
A. berfungsi sebagai
B. menjadi
C. menuju
D. melakukan perbuatan yang dinyatakan kata dasar
8. Kalimat berikut ini yang menggunakan kata berimbuhan meng- dengan benar adalah...
A. Kata-kata ibunya telah merubah kelakuan Anton dan kedua adiknya.
B. Koperasi yang didirikan itu telah mensejahterakan warga sekelurahan.
C. Wali kelas sedang menghukum siswa yang mencat rambutnya.
D. Seluruh siswa wajib menyukseskan program wajib membaca.
9. Imbuhan meng- yang membentuk kata kerja transitif terdapat pada kalimat ... .
A. Wanita itu sedang mencuci pakaian.
B. Pesawat naas itu terpaksa mendarat darurat.
C. Adikku sedang belajar membaca.
D. Rupanya pencuri yang tertangkap tadi malam belum menyesal.
10. Berikut ini yang bukan merupakan dasar penulisan buku harian adalah ... .
A. imajinasi pengarang
B. kejadian nyata seseorang
C. peristiwa sehari-hari
D. pengalaman pribadi
A. Raja
B. Semut
C. Rakyat
D. Roti
2. Watak tokoh semut dalam dongeng di atas adalah ....
A. adil
B. jujur
C. penurut
D. hemat
3. Hal menarik yang terdapat dalam dongeng tersebut adalah ...
A. Raja lebih mencintai rakyatnya daripada keluarganya.
B. Raja bertemu dengan seekor semut yang sedang mencari makan.
C. Semut hanya makan sepotong roti dalam setahun.
D. Semut menghemat rotinya karena takut raja lupa membuka tutupnya.
4. Amanat yang ingin disampaikan pengarang melalui dongeng tersebut adalah ...
A. Kita hendaknya menyayangi siapa saja termasuk binatang.
B. Kita harus menyayangi orang lain lebih dari keluarganya.
C. Kita harus berusaha bisa hidup hemat.
D. Kita harus bisa memberikan sesuatu yang menyenangkan orang lain.
5. Latar tempat yang digunakan oleh pengarang dalam dongeng di atas adalah ... .
A. hutan
B. halaman
C. istana
D. jalan
6. Imbuhan meng- yang berubah menjadi menge- terdapat dalam kalimat ...
A. Setelah diobati oleh dokter, benjolan pada kepalanya itu mulai mengecil.
B. Adonan kue yang ditinggalkan ibu ketika adik jatuh sudah mengeras.
C. Aku terperanjat melihat tamu yang sedang mengetuk pintu.
D. Tukang yang sedang mengecat gedung itu sangat cekatan.
7. Hal ini akan kusiarkan ke seluruh negeri agar rakyatku dapat mencontohmu.
Imbuhan meng- pada kata mencontohmu dalam kalimat di atas bermakna ... .
A. berfungsi sebagai
B. menjadi
C. menuju
D. melakukan perbuatan yang dinyatakan kata dasar
8. Kalimat berikut ini yang menggunakan kata berimbuhan meng- dengan benar adalah...
A. Kata-kata ibunya telah merubah kelakuan Anton dan kedua adiknya.
B. Koperasi yang didirikan itu telah mensejahterakan warga sekelurahan.
C. Wali kelas sedang menghukum siswa yang mencat rambutnya.
D. Seluruh siswa wajib menyukseskan program wajib membaca.
9. Imbuhan meng- yang membentuk kata kerja transitif terdapat pada kalimat ... .
A. Wanita itu sedang mencuci pakaian.
B. Pesawat naas itu terpaksa mendarat darurat.
C. Adikku sedang belajar membaca.
D. Rupanya pencuri yang tertangkap tadi malam belum menyesal.
10. Berikut ini yang bukan merupakan dasar penulisan buku harian adalah ... .
A. imajinasi pengarang
B. kejadian nyata seseorang
C. peristiwa sehari-hari
D. pengalaman pribadi
0 Response to "Contoh Soal Pilihan Ganda Materi Dongeng dan Imbuhan Meng-"
Post a Comment